LHOKSEUMAWE,potretkepri.com- Perang antar bandar narkoba mirip gengster bersenjata perang, belakangan marak terjadi diberbagai pelosok. Hal ini dimungkinkan karena tingginya omset transaksi barang haram yang sudah digemari hampir semua kalangan.
Tragedi penculikan dengan kekerasan inipun terjadi terhadap seorang bandar sabu, Maulidin (24), Warga Desa Glumpang Sulu Barat, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Hilang diculik oleh empat orang komplotan bersenjata api laras panjang AK 47, pada Minggu (15/02) pukul 22.30 WIB.
Informasi yang dihimpun infobreakingnews.com, Selasa (17/02), Maulidin alias Makwok diculik di warung kopi milik Hamdani, oleh empat orang tak dikenal (OTK) menggunakan mobil Toyota Avanza warna silver nopol BL 45 N, dan kabur ke arah barat Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Cahyo Hutomo, membenarkan kejadian penculikan tersebut. Bedasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan, 1 buah selonsong dan 4 butir amunisi AK 47 yang masih aktif.
“Sebelum penculikan, 2 orang OTK sempat mengeluarkan tembakan peringatan ke udara, kemudian baru turun 2 orang lagi dari mobil dan langsung menyeret Maulidin,” kata Cahyo Hutomo.
Cahyo mengatakan, dari keempat OTK tersebut, hanya 2 orang di antaranya yang menggunakan senjata api laras panjang AK 47. Sedangkan 2 orang lainnya bertugas untuk menyeret korban.
Saat ini tim gabungan Intel Polres Lhokseumawe telah melakukan pengejaran. Barang bukti 1 buah selongsong dan 4 butir amunisi sudah diamankan oleh pihak kepolisian Polres Lhokseumawe.
Melihat dari gesitnya cara penculikan dengan tembakan senjata berat AK47 yang dilepaskan para penculik, diprediksi mereka OTK cukup terlatih menggunakan senjata serta ganas bagaikan pasukan GAM yang diperkirakan sebagai jaringan perdagangan narkoba, karena daerah Aceh sekitarnya ini dinilai merupakan sentral masuknya narkona disamping potensial alamnya yang mampu menghasilkan daun ganja berkelas dunia.****