LINGGA,potretkepri.com-Rapat Koordinasi Dan Evaluasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) jadi ajang curhat ketua TKPK Provinsi Kepri, Soerya Respationo. Dalam kacamatanya selama hampir lima tahun program ini berjalan, banyak masyarakat miskin yang menikmati manfaat program ini.
Ada suka,maupun duka dalam pelaksanaannya. Namun demikian, Ia berharap program itu dapat diteruskan siapa pun pemimpin Provinsi Kepri nantinya. “Rakor TKPK ini mungkin rakor kita terakhir. Sebelum berpisah, Saya mengucapkan terimakasih atas kebersamaan kita selama ini. Dan Saya berharap, selama masih ada kemiskinan, siapapun pemimpin di Kepri, program ini harus diteruskan,” kata Soerya di aula kantor Bupati Lingga,beberapa hari lalu.
Ia pun kembali mengingat kembali awal-awal pelaksanaan program ini. Saat itu, banyak petugas pelaksana TKPK yang tersandung kasus. Hal ini disebabkan saat itu tim masih mencari postur terbaik pelaksanaannya. “Kalau kita flasback, diawal-awal sering terjadi kriminalisasi. Alhamdulilah, sekarang tidak ada lagi karena kita sudah mempunyai konsep yang jelas. Mudah-mudahan bisa diteruskan,” katanya lagi. Soerya juga menambahkan bahwa masalah terbesar yang dihadapi oleh tim TKPK adalah kesulitan mendatangkan bahan baku. Hal inilah yang perlu dicarikan solusinya dimasa mendatang.
Program pengentasan kemiskinan yang dicanangkan oleh pemprov Kepri tidak main main. Hampir setiap tahun alokasi anggaran untuk TKPK mengalami peningkatan. “Awalnya kita menganggarkan Rp140 miliar hingga sekarang ditahun terakhir kita menganggarkan hampir Rp 200 miliar. Kalau ditotal, anggaran Pemprov mencapai Rp 800miliar. Jika digabung dengan anggaran pemerintah kabupaten kota hampir mencapai Rp1,3 triliun,” papar Soerya. Terakhir, Ia meminta kepada tim untuk membuatkan buku gambaran umum perjalanan program ini selama lima tahun terakhir. Sehingga,nantinya dapat dijadikan naskah akademis bagi provinsi-provinsi lainnya.
Sebelumnya, Bupati Lingga Daria, dalam paparannya mengatakan bahwa tahun 2015, seluruh kabupaten kota hampir mengalami masalah defisit anggaran. Akibatnya program anggaran daerah menjadi lebih berat. “Program ini direspon positif masyarakat, Maka dari itu kami berkomitmen untuk terus melaksanakan program ini,” janji Daria yang tahun ini juga akan habis masa jabatannya.
Ditempat yang sama, sekretaris TKPK Naharuddin menjelaskan total pagu anggaran mencapai Rp 300miliar yang terdiri dari Rp 200 miliar anggaran Pemprov dan Rp100 miliar anggaran kabupaten kota. Untuk rekapitulasi rumah yang direhabilitasi antara lain Bintan 450 rumah, Batam 747 rumah, Natuna 600 rumah. Selanjutnya Tanjungpinang 300 rumah, Karimun 975 rumah dan Anambas 250 rumah. Adapun rumah yang paling banyak mendapat bantuan rehabilitasi adalah Kabupaten Lingga. Total rumah yang direhabilitasi mencapai 1419 rumah.
“Untuk beasiswa, ada sekitar 4155 anak yang mendapat beasiswa, Batam 2760 siswa, Natuna 1400 siswa, Tanjungpinang 1380 siswa,” papar Naharuddin. Sedangkan di Karimun, 1200 siswa mendapat bantuan anggaran, Lingga 1350 siswa dan Anambas 840 siswa. “Untuk tahun ini, total realisasi anggaran cukup menggembirakan karena mencapai 98 persen realisasi di seluruh kabupaten,” pungkas Naharuddin. Rapat ini sendiri dihadiri oleh seluruh kabupaten kota diseluruh Kepri.(hms)