Oleh Jesinta : (Mahasiswa Stisipol Raja Haji Tanjungpinang Prodi Administrasi Publik).
Tanjungpinang,potretkepri.com-Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, dan generasi yang baik juga akan menghasilkan bangsa yang baik. Perkembangan zaman yang semakin maju ini akan mempengaruhi kehidupan generasi mendatang khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan yang baik, generasi muda dapat terus menjalani kehidupan yang baik.
Generasi muda dengan kemampuan, semangat dan visi yang lebih luasa kan tumbuh dan berkembang untuk negara. Bahkan realisasi revolusi suatu bangsa sering kali dipatahkan oleh generasi muda.Generasi muda juga memiliki kemampuan kritis, inovatif dan kreatif dalam menghadapi tantangan dan permasalahan di tanah air.
Dengan semangat yang besar, saya berharap bisa menjadi penerus perjuangan bangsa.Sejarah bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran aktif anak muda dalam menyebarluaskan ide dan gagasan yang kritis dan inovatif.
Generasi muda adalah garda depan perjuangan untuk memperbaiki keadaan negara. Mereka tergolong sebagai “agent of social change”, yaitu pelopor perubahan bagi kemajuan negara.Namun seiring perkembangan zaman, momentum politik generasi muda sudah mulai menurun.
Hal ini terlihat dari fenomena politik Indonesia yang didominasi oleh generasi tua.Banyak anakmuda yang menganggap bahwa isu politik adalah isu “orang tua”.Jadi ketika mereka berbicara tentang politik, sepertinya menjadi hal yang aneh.Tentu saja paradigm ini tidak tepat.
Di era demokrasi, tuntutan kebebasan berpendapat memberikan ruang bagi setiap orang, termasuk generasi muda, untuk menyampaikan pendapat.Berbicara tentang politik adalah legal bagi siapa saja.Poin yang ingin saya kemukakan dalam pandangan ini adalah tentang pentingnya pendidikan politik kepada generasi muda sebagai generasi politik, sehingga tidak heran jika mereka berbicara tentang politik.Pendidikan politik bisa formal atau informal.Pendidikan politik akan memberikan pemahaman yang baik tentang moral dan etika politik agar tidak terjerumus pada paradigm politik yang salah.
Nasrullah dan Amril (2004) meyakini bahwa tujuan pendidikan politik adalah melatih generasi muda dan dewasa menjadi warga negara yang baik, terutama dalam fungsi social dan politik, untuk membangkitkan dan mengembangkan hatinurani politik, moralitas politik dan tanggung jawab politik, serta menjadikan masyarakat menjadi manusia. Memuji politik (tidak mengedepankan egoisme, menjadi bintang politik), sehingga masyarakat memiliki wawasan kritis terhadap relasi politik di sekitarnya, dapat menganalisis konflik yang sebenarnya, kemudian berusaha untuk ikut serta menyelesaikannya, sehingga ada partisipasi politik dalam rangka berpartisipasi Pendekatan politik untuk memberikan pertimbangan konstruktif terhadap peristiwa social dan politik adalah hak dasar demokrasi.
Oleh karena itu, pendidikan politik memiliki beberapa fungsi, yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam politik dengan sebaik-baiknya.Karena partisipasi aktif memiliki pengaruh dan kekuasaan, maka masyarakat dapat ikut serta dalam memantau perilaku masyarakat dan negara.
Kemudianmengalami proses politik melalui pendidikan politik dan belajar politik.Fungsi dan tujuan pendidikan politik tidak dapat dipisahkan, dan merupakan satu kesatuan dari berhasil tidaknya penyelenggaraan pendidikan politik itu sendiri.Pendidikan politik bisa formal atau informal.
Pendidikan politik juga dapat diperolehdari media cetak dan media elektronik.Generasi muda juga dapat memperoleh pendidikan politik dengan mengikuti serikat mahasiswa, organisasi pemuda, atau organisasi lainnya.
Berbicara tentang politik tentunya bukan hanya untuk orang dewasa saja.Situasi politik di Indonesia saat ini sedang kacau balau.Bukan berarti generasi muda tidak bisa berbuat apa-apa untuk memperbaikinya.Mereka dapat memecah kanmasalah yang ada melalui pemikiran kritis dan mencari solusi.
Demokrasi tidak lagi membatasi kebebasan berpendapat, Negara menghormati setiap pendapat, tanpa memandang ras, agama, atau usia.Diera reformasi dan keterbukaan, generasi muda diharapkan mampu menjaga nasionalisme dan kepekaan, serta memiliki kemampuan kritis terhadap kondisi social dan kebijakan pemerintah, serta ketidak adilan, kemiskinan dan masalah sosiallainnya.
Hal ini sebenarnya merupakan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda di era globalisasi yang sering kali menimbulkan krisis moral dan identitas, sehingga diperlukan pendidikan politik.Pendidikan politik dapat dilakukan dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, masyarakat, atau melalui lembaga pendidikan.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah nasional dan kebijakan pemerintah.Oleh karena itu, kaum muda tidak acuh terhadap politik.Pada dasarnya politik tidak hanya dikuasai oleh orang tua, generasi muda sebagai masa depan pembangun Negara juga perlu belajar politik. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa generasi muda adalah generasi politik masa depan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Ir. Soekarno:“Beri saya seribu anak muda! Maka saya akan mengguncang dunia.”Dari kutipan-kutipan tersebut, kita dapa tmelihat bahwa anak muda memiliki potensi untuk berperan dalam membangun Negara bahkan mengubah dunia.
Sepanjang perjalanan sejarah bangsa yang panjang, tidak terlepas dari peran generasi muda, sangatsah bagi mereka untuk membicarakan politik dan memikirkan isu-isu etnis melalui berbagai kelompok diskusi.Masa depan Negara ada di tangan generasi muda sebagai generasi politik, terlepas dari kondisi kisruh politik negara. Oleh karena itu, generasi muda harus memiliki konsep besar untuk membawa Negara kearah yang lebih baik.Karena mereka adalah politisi generasi penerus yang akan membangun masa depan negara.(*)