
Jakarta – Di tengah-tengah pandemi COVID-19,Pasar Modal Indonesia mencatat kinerja tertinggi dibanding pasar modal lain di kawasan ASEAN. Sebuahp restasi yang layak dibanggakan di tengah situasi yang penuh tantangan.
Dari sisisupply, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan 10 Agustus 2020 berhasil mencatatkan 35 saham baru dan sekaligus merupakan yang tertinggi di antara Bursa ASEAN lainnya. Per 31 Juli 2020, bursa saham Malaysia mencatat 11 sahambaru, Singapura mencatat 5 sahambaru, 4 sahambaru di Thailand, dan 1 saham baru di Filipina.
Sementara itu, dilihat dari segifund raised, BEI berada di peringkat ke-2di ASEAN senilai USD260 juta. Di peringkat pertama,tercatat bursa di Thailand senilai USD2,76 miliar. Pencatatan saham baru di BEI diikuti dengan 7 pencatatan ETF baru, 1 EBA, dan 1 Obligasi Baru. Selain itu, berdasarkan data dariWorld Federation of Exchanges, sampai dengan Juni 2020, 45 produk Exchange Traded Fund (ETF) di BEI juga merupakan jumlah ETF tertinggi di antara Bursa-bursa Efek di ASEAN, diikuti oleh 18 ETF di Malaysia, 16 ETF di Thailand, 6 ETF di Singapura, dan 1 ETF di Filipina.
Hingga 10 Agustus 2020,bertepatan dengan peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia,terdapat 44 pencatatan efek baru yang terdiri atas saham, obligasi, dan efeklainnya dari target 46 Pencatatan efek baru di tahun 2020. Artinya dalam kurun waktu delapan bulan sudah tercapai target 95%.
Dari sisidemand,jumlah investor Pasar Modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juli 2020, yang terdiri atas investor saham, reksa dana, dan obligasi telah bertumbuh sebesar 22% dibanding tahun 2019, menjadi 3,02 juta investor. Dari jumlah tersebut, 42% di antaranya merupakan investor saham.
Kondisi pandemi COVID-19 ternyata tidak menyurutkan minat investor untuk bertransaksi saham. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah rerata harian investor ritel saham yang melakukan transaksi sejak Maret sampai dengan Juli 2020, atau meningkat 82,4% dari bulan Maret 2020 sebanyak 51 ribu mencapai 93 ribu investor pada Juli 2020. Angka investor ritel yang bertransaksi di bulan Juli tersebut berada di atas rata-rata investor aktifritel sejakawaltahun 2020 yang sebanyak 65 ribu investor ritel.
Sementara dari sisi aktivitas perdagangan di BEI, tercatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp7,67 triliun/hari sampai dengan periode Juli-2020, dengan total rata-rata frekuensi dan volume transaksi harian mencapai 537 ribu kali dan 7,91 miliar lembar saham. Angka rata-rata frekuensi perdagangan di BEI tersebut juga mencatat yang tertinggi di Bursa Efek kawasan ASEAN sejak 2018.
Dalam rangka memeriahkan Peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, OJK dan SRO menyiapkan serangkaian acara yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dengan tema “Meningkatkan Stabilitas Pasar Modal pada Era New Normal”.Peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia dibuka dengan Seremoni Pembukaan Perdagangan dan dilanjutkan dengan Konferensi Pers Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) pada Senin (10/8).
Beberaparangkaiankegiatan lain yang akandiselenggarakan, yaituPublic Expose Live 2020, The 6th Indonesian Finance Association International Conference, Sekolah Pasar Modal untuk Negeri, Capital Market Summit & Expo 2020, Capital Market Fun Day, CEO Networking, kompetisiberupa Indonesia Capital Market Got Talent, Tiktok and Youtube Competitions, 10 Days Challenge, Kompetisi Virtual Trading dan e-Competitionsolah raga dan games, sertakegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
Tahun ini juga diadakan kembali kegiatan media berupa Media Gathering Virtual dan Kompetisi Penulisan Artikel dan Fotografi Jurnalistik untuk Wartawan Pasar Modal. Pencapaian SRO Bursa Efek Indonesia Pada 2020, BEI bersama OJK dan SRO telah mengimplementasikan serangkaian kebijakan untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19 di lingkungan Pasar Modal Indonesia, di antaranya Kebijakan untuk Emiten dan Perusahaan Publik, Kebijakan untuk mendukung kelangsungan Operasional Perdagangan BEI, Kebijakan pelaksanaan Work from Home bagi stakeholders Pasar Modal, dan Kebijakan mengenai OnSite Audit Protokol.
Di samping itu, sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam memitigasi dampak COVID-19 terhadap aktivitas perekonomian nasional, SRO melalui koordinasi bersama-sama dengan OJK telah menetapkan serangkaian stimulus yang diberikan kepada stakeholders pasar modal.
Selain itu, BEI bersama dengan OJK dan SRO telah melakukan soft launching Sistem Electronic Indonesia Public Offering (e-IPO) atau sarana yang dapat membantu proses Penawaran Umum Perdana agar menjadi lebih efisien, efektif, dan transparan melalui pendekatan sistem. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kemudahan akses investor untuk berpartisipasi dalam Pasar Perdana baik mulai dari tahap pembentukan harga sampai Penawaran Umum, serta meningkatkan kepercayaan investor terhadap proses Penawaran Umum dan harga Initial Public Offering (IPO).
Sampai dengan 10 Agustus 2020, IHSG masih ditutup di zona merah dengan –18,12%. Hal senada juga dialami oleh bursa global lain yang memiliki total kapitalisasi pasar lebih besar atau sama dengan US$100 miliar. Namun demikian, Pasar Modal Indonesia masih berhasil mencatatkan perkembangan yang positif dan salah satu yang berkinerja tertinggi di antara bursa-bursa ASEAN.*** (TIM BEI)