
BATAM,potretkepri.com-Tahun ini Pemko Batam menyiapkan anggaran bagi 1.500 orang untuk peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan ketrampilan. Namun pelatihan yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) ini tidak tepat sasaran.
Ada 10 pelatihan pendidikan dan ketrampilan yang diselenggarakan Disnaker bagi pencari kerja di Batam. Di antaranya bahasa Inggris, desain grafis, akuntansi, auto cad, menjahit, las dasar, pipe fitter, tata boga, dasar K3, dan human resource department (HRD).
Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Batam Marlon Brando Siahaan mengatakan, pelatihan ketrampilan bagi pekerja ini menjadi salah satu fokus perhatian DPRD Batam. Sebab anggaran yang diposkan di Disnaker Batam ini tidak dapat terserap dengan baik.
“Alokasi yang dianggarkan untuk pelatihan ketrampilan pekerja di Batam tidak mengena (tepat) pada sasaran. Lebih dari Rp31 miliar dana IMTA (Izin Mempekerjakan Tenaga Asing) yang tidak tersalur dengan baik,” katanya, Rabu (11/3/2015).
Salah sasaran pelatihan ketrampilan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja ini salah satunya terjadi pada peserta. Pelatihan yang pesertanya seharusnya adalah para pencari kerja tersebut justru diikuti oleh pelajar SMP dan SMA sederajat di Batam.
Kepala Disnaker Batam Zarefriadi tidak membantah adanya peserta dari kalangan pelajar tersebut. Bahkan jumlah peserta pelajar yang ikut pelatihan ketrampilan lebih dominan dibanding para pencari kerja lulusan SMA sederajat.
“Ada sepuluh jenis pelatihan yang kami buka untuk tahun ini. Peminatnya sekarang sudah mencapai 600 orang, rata-rata adalah pelajar SMP dan SMA di Batam” katanya.
Zarefriadi menjelaskan, diutamakannya pelatihan bagi pelajar SMP dan SMA ini karena banyaknya pengangguran di Batam yang didominasi mereka yang berpendidikan SMA. Pendaftaran peserta pelatihan yang ditutup akhir Februari lalu tersebut diselenggarakan secara gratis dengan menggunakan anggaran 2015.
“Pelatihan ketrampilain ini untuk meningkatkan skill yang akan dibutuhkan mereka untuk mencari kerja. Sehingga walaupun mereka nantinya tidak kuliah, tapi skill mereka tidak kalah dengan tenaga kerja yang berpendidikan sarjana,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Batam Riky Indrakari menyayangkan terjadinya salah sasaran peserta pelatihan ketenagakerjaan di Batam. Sebab seharusnya, peserta pelatihan ketrampilan adalah calon pekerja atau mereka yang sudah lulus sekolah, bukan pelajar atau yang masih duduk di bangku sekolah.
Selain itu, calon pekerja yang boleh mengikuti pelatihan ketrampilan diutamakan bagi mereka yang lulusan SMK atau sekolah kejuruan. Tujuannya agar ketrampilan yang dimiliki semakin matang dengan mengikuti pelatihan.
“Kalau pelatihan untuk pelajar, itu kewenangan Dinas Pendidikan, bukan Dinas Tenaga Kerja,” katanya.
Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, pelatihan ketrampilan ini merupakan upaya Pemko Batam untuk meningkatkan kualitas pekerja dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015 ini. Selain itu juga ada pelatihan bagi karyawan tentang hubungan industrial dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3).
“Pelatihan tersebut untuk menjawab tantangan menyambut MEA, pemuda harus siap pakai untuk melawan kemajuan zaman. Sejauh ini memang Batam dinilai lebih maju dibandingkan daerah lain. Namun kita jangan puas dulu, pemuda yang datang dari negara tetangga semakin besar,” katanya. (R04)